Rupiah Perkasa Hari Ini, Dipatok 15.697 per USD
Rupiah Perkasa Hari Ini, Dipatok 15.697 per USD

Rupiah Perkasa Hari Ini, Dipatok 15.697 per USD

Dilihat : 36

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar (kurs) rupiah perkasa pada Kamis ini. Rupiah menguat tipis 3 poin atau sebesar 0,02 menjadi 15.697 per dolar AS dari sebelumnya 15.700 per dolar AS.

Analis pasar mata uang Lukman Leong memperkirakan kurs rupiah akan bergerak datar dengan kecenderungan menguat terbatas terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pascarisalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang less hawkish.

“Dolar AS sedikit melemah setelah pada risalah pertemuan FOMC, menunjukkan The Fed cenderung berhati-hati dan mengkhawatirkan dampak suku bunga tinggi pada ekonomi,” ujar dia dikutip dari Antara, Kamis (12/10/2023).

Artinya, The Fed hanya melihat tingkat suku bunga acuan AS saat ini sudah cenderung cukup untuk menurunkan inflasi. Karena itu, investor sedang wait and see menantikan data inflasi malam ini yang diperkirakan menurun ke kisaran 3,6 persen pada September 2023 dari bulan sebelumnya 3,7 persen.

“Rupiah hari ini diperkirakan berkisar Rp15.650-Rp15.750 per dolar AS,” kata Lukman.

Suku Bunga

Menurut CME FedWatch Tool, ekspektasi pasar terkait suku bunga bakal bertahan di akhir tahun terlihat meningkat dari 57 persen menjadi 74 persen.

Sebelumnya, Analis Bank Woori Saudara BWS Rully Nova menyampaikan bahwa kemungkinan suku bunga acuan akan bertahan hingga akhir tahun yang dipengaruhi pernyataan dovish dari The Fed.

Dua pejabat The Fed, Raphael Bostic dan Neel Kashkari, menyampaikan bahwa The Fed tidak perlu kembali menaikkan suku bunga.

Mereka berdua memiliki alasan yang berbeda. Bostic khawatir terhadap perang Israel-Hamas Palestina, sedangkan Kashkari menyinggung imbal hasil obligasi AS yang sudah tinggi akan menurunkan inflasi.

USD Melemah 11 Oktober 2023, Rupiah Diprediksi Sentuh 15.750 Kamis Besok

Indeks dolar Amerika Serikat (USD) melemah pada Rabu, 11 Oktober 2023.

“Dolar AS sebagian besar berada dalam kisaran terbatas pada hari Rabu, meskipun tetap terbebani oleh komentar Federal Reserve yang dovish, karena para pedagang menunggu risalah pertemuan kebijakan bank sentral yang akan dirilis hari ini untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai prospek suku bunga,” kata Ibrahim Assuaibi, Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka dalam paparan tertulis pada Rabu (11/10/2023).

Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah pejabat The Fed telah mengisyaratkan bahwa bank sentral AS mungkin tidak perlu memperketat kebijakan moneter lebih jauh dari perkiraan semula.

Presiden Bank Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa bank sentral tidak perlu menaikkan biaya pinjaman lebih jauh.

Hal serupa juga disampaikan oleh Presiden The Fed Minneapolis, Neel Kashkari.

Adapun imbal hasil Treasury AS yang mengalami penurunan menyusul komentar The Fed yang dovish, dengan imbal hasil dua tahun, yang biasanya mencerminkan ekspektasi suku bunga jangka pendek, mencapai level terendah satu bulan di 4,9260 persen pada hari Selasa.

“Terakhir di 4,9990 persen. Fokusnya sekarang beralih ke risalah pertemuan kebijakan The Fed bulan September yang akan dirilis pada hari Rabu, yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai prospek suku bunganya,” jelas Ibrahim.

Data Inflasi

Sementara itu, data inflasi AS akan dirilis pada hari berikutnya.

Berlanjut di negara ekonomi utama Asia, Tiongkok tengah berupaya meningkatkan defisit anggarannya untuk tahun 2023, seiring dengan persiapan pemerintah memberikan putaran stimulus baru guna mendongkrak kinerja perekonomian memenuhi target pertumbuhan Beijing, menurut laporan Bloomberg News.

Rupiah menguat pada Rabu, 11 Oktober 2023

Rupiah ditutup menguat 39 point dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat menguat 45 point dilevel 15.699 dari penutupan sebelumnya di level 15.738.

“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang 15.670-15.750,” kata Ibrahim dalam perkiraannya.

Posted in ,

Archives